Tugas Teori Organisasi Umum 1
1. PENDAHULUAN
Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja
Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Menurut Robbins, salah seorang pakar ilmu perilaku organisasi
merumuskan Konflik sebagai : “sebuah proses dimana sebuah upaya sengaja
dilakukan oleh seseorang untuk menghalangi usaha yang dilakukan oleh orang lain
dalam berbagai bentuk hambatan (blocking) yang menjadikan orang lain tersebut
merasa frustasi dalam usahanya mancapai tujuan yang diinginkan atau merealisasi
minatnya”.
Dua orang
pakar penulis dari Amerika Serikat yaitu, Cathy A Constantino, dan Chistina
Sickles Merchant mengatakan bahwa konflik pada dasarnya adalah: “sebuah proses
mengekspresikan ketidak puasan, ketidak setujuan, atau harapan-harapan yang
tidak terealisasi”. Kedua penulis tersebut sepakat dengan Robbins bahwa konflik
pada dasarnya adalah sebuah proses.
Sedangkan pengertian dari konflik
organisasi ( organizational conflict ) adalah ketidak sesuaian antara dua atau
lebih anggota–anggota atau kelompok–kelompok organisasi yang timbul karena
adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya–sumber daya yang
terbatas atau kegiatan–kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
4 Tingkatan Konflik Yaitu:
1. Konflik Intra Perorangan
Konflik muncul dalam diri seorang individu dengan pemikirannya sendiri
(individu mengalami semacam tekanan-tekanan dlm dirinya sendiri secara
emosional.
2. Konflik Antar Perorangan
Konflik dapat terjadi antara satu individu dengan individu lain, biasanya
disebabkan oleh adanya perbedaan sifat & perilaku setiap orang.
3. Konflik Antar Kelompok
Konflik dapat terjadi jika diantara anggota-anggota kelompok mengalami
pertentangan kepentingan dengan anggota-anggota dari kelompok lain, akibatnya akan
membuat koordinasi & integrasi kegiatan menjadi terkendala/mengalami
kesulitan.
4. Konflik Antar Keorganisasian
Konflik dapat terjadi antara organisasi, karena adanya ketidakcocokan
suatu badan terhadap kinerja suatu organisasi. Konflik timbul sebagai akibat
bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini
telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa,
harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
Latar
Belakang Konflik.
Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi diantaranya
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat
dan tidak ada satu masyarakatpun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Pada organisasi, latar belakang konflik biasanya terdiri
dari :
1. Pandangan
tradisional, berpendapat bahwa konflik merupakan sesuatu yang di inginkan dan
berbahaya bagi kehidupan organisasi.
2.
Pandangan perilaku, berpendapat konflik merupakan suatu kejadian atau
peristiwa yang biasa terjadi dalam kehidupan organisasi, yang biasa bermanfaat
( konflik fungsional ) dan bisa pula merugikan organisasi ( konflik
disfungsional ).
3.
Pandangan Interaksi, berpendapat bahwa konflik merupakan suatu peristiwa
yang tidak dapat terhindarkan dan sangat diperlukan bagi pemimpin organisasi.
Bentuk Manifestasi Konflik.
a) Perselisihan (Dispute)
a) Perselisihan (Dispute)
Dispute atau perselisihan adalah salah satu
produk konflik yang paling mudah terlihat dan dapat berbentuk protes
(grievances), tindakan indispliner, keluhan (complaints), unjuk rasa
ramai-ramai , tindakan pemaksaan (pemblokiran, penyanderaan, dsb.), tuntutan
ataupun masih bersifat ancaman atau pemogokan baik antara fihak internal
organisasi ataupun dengan fihak luar adalah tanda-tanda konflik yang tidak
terselesaikan.
b) Kompetisi (persaingan) yang tidak sehat.
b) Kompetisi (persaingan) yang tidak sehat.
Semua pihak yang bersaing
berusaha memperoleh apa yang diinginkan tanpa di jegal oleh pihak lain.
c) Sabotase.
c) Sabotase.
Sabotase adalah salah satu bentuk
produk konflik yang tidak dapat diduga sebelumnya. Sabotase seringkali
digunakan dalam permainan politik dalam internal organisasi atau dengan pihak
eksternal yang dapat menjebak pihak lain.
d) Insfisiensi/Produktivitas Yang Rendah.
Pihak pekerja sengaja melakukan
tindakan-tindakan yang berakibat menurunkan produktivitas dengan cara
memperlambat kerja (slow-down), mengurangi output, melambatkan pengiriman, dll.
Ini adalah salah satu dari bentuk konflik yang tersembunyi (hidden conflic)
dimana salah satu pihak menunjukan sikapnya secara tidak terbuka.
e) Penurunan Moril (Low Morale).
e) Penurunan Moril (Low Morale).
Penurunan moril merupakan salah
satu dari produk konflik tersembunyi dalam situasi ini salah satu pihak
biasanya pekerja merasa takut untuk secara terang-terangan untuk memprotes pihak
lain sehingga melakukan tindakan-tindakan tersembunyi pula.
f) Menahan/Menyembunyikan Informasi.
f) Menahan/Menyembunyikan Informasi.
Penahanan/penyembunyian
informasi adalah identik dengan kemampuan mengendalikan kekuasaan tersebut.
tindakan-tindakan seperti ini menunjukkan adanya konflik tersembunyi dan
ketidak percayaan (distrust).
Cara Mengatasi Konflik Organisasi.
Cara mengatasi konflik organisasi antara lain adalah :
1. Pemecahan masalah ( Problem Solving )
2. Tujuan tingkat tinggi ( Lipsordinate Goal )
3. Perluasan sumber ( Ekspansion of Resources )
4. Menghindari konflik ( avoidance )
5. Melicinkan konflik ( Smoothing )
6. Perintah dari wewenang (Authoritative Commands )
7. Mengubah variabel manusia ( Altering the Human
Variabel )
8. Mengubah variabel struktural (Altering the
Structural Variables)
9. Mengidentifikasikan musuh bersama ( Identifying a
Common Enemy )
Cara Menghindari Konflik.
Konflik
merupakan sesuatu yang sulit dihindarkan dan sulit untuk mencegahnya,
dikemukakan bahwa perlu juga membuka segala hal yang menyebabkan orang tidak
setuju satu sama lain terhadap suatu hal. Dengan cara :
1.
Kebijaksanaan pintu terbuka.
2.
Prosedur kalah.
3.
Kotak saran.
4.
Rapat Anggota.
5.
Pertemuan kelompok.
2. TEORI
Pada penjelasan yang saya uraikan
sebelumnya yang terletak pada bagian pendahuluan bahwa konflik mempunyai 4
tingkatan yaitu: Konflik intra perorangan, Konflik antar perorangan, Konflik
antar kelompok, dan Konflik antar keorganisasian. Dimana saya dituntut untuk
menentukan dan memilih salah satu pembahasan tentang contoh konflik, dari
sekian banyak konflik saya tertarik untuk membahas konflik antar kelompok yaitu
konflik antar warga ambon.
KONFLIK DIDUGA SENGAJA DISKENARIOKAN
Konflik di kota
Ambon diibaratkan bagai api dalam sekam yang
sewaktu-waktu bisa muncul kapan saja. Akhir-akhir ini, upaya untuk membuat kota Ambon bergejolak
seolah terus dilakukan. Terakhir, diketahui dua orang melempar petasan di Jalan
Mardika tepatnya di dekat Hotel Cendrawasih, kios pengecer bensin. Akibatnya,
lapak kios tersebut rusak parah. Diduga kuat aksi tersebut dilakukan untuk
memancing emosi warga Ambon agar terlibat
konflik.
Menurut Pengamat politik dari
Universitas Paramadina, Ikhsan Tualeka, konflik yang terjadi di antara warga
Ambon, patut diduga memang sengaja diciptakan dan dipelihara oleh
kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan, baik kelompok lokal maupun
kelompok pusat. “Patut diduga memang ada kelompok-kelompok yang bermain. Ambon
ini daerah bekas konflik yang masyarakatnya traumatis, sehingga wilayah Ambon dianggap mudah diprovokasi,’ kata Ikhsan saat
berbincang dengan okezone, Jumat (21/10/2011) malam.
Ikhsan mengatakan,
kelompok-kelompok tersebut diantaranya kelompok lokal yang memang sengaja untuk
menciptakan konflik dengan tujuan menurunkan standar penegakan hukum di Ambon. “Kalau dilihat dari kacamata lokal, saat ini ada
kelompok-kelompok yang terlibat tindak pidana korupsi yang akan diproses KPK,
kelompok itu kemungkinan sengaja membuat situasi konflik itu agar standar penegakan
hukum turun. Sebab tentunya pengusutan terhadap korupsi di Ambon
itupun akan teralihkan, dan dinomorduakan,” katanya.
3. PEMBAHASAN
Ada
kelompok-kelompok dari pusat yang juga sengaja menjadikan Ambon
sebagai upaya pengalihan isu. Dari sisi kepentingan nasional, hari ini dapat dilihat
isu revolusi. Bisa jadi agenda setting secara nasional untuk mengondisikan
Maluku sebagai salah satu titik. Akibatnya fokus perhatian masyarakat akan
lebih tertuju pada konflik horizontal yang terjadi di sana.
Seringkali aparat keamanan
menyederhanakan persoalan-persoalan yang terjadi di Ambon.
Seperti halnya kepolisian yang terkesan menyederhanakan persoalan, semua hal
yang memicu adanya konflik harusnya dicegah, seperti bom yang direduksi
menjadi petasan yang terkesan menyederhanakan. Bisa saja petasan itu menjadi
sesuatu yang menimbulkan konflik terbuka. Seharusnya untuk mengantisipasi
setiap potensi konflik aparat intelijen harus kerja ekstra keras untuk meredam
setiap potensi konflik yang terjadi.
4. KESIMPULAN
Konflik merupakan sesuatu yang
sulit dihindarkan dan sulit untuk mencegahnya, dikemukakan bahwa perlu juga
membuka segala hal yang menyebabkan orang tidak setuju satu sama lain terhadap
suatu hal. Kehadiran konflik dalam suatu kelompok
tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat diminimalisir. Konflik dalam kelompok
dapat terjadi jika diantara anggota-anggota kelompok mengalami
pertentangan kepentingan dengan anggota-anggota dari kelompok lain. Jika konflik tidak ditangani dengan baik serta
mengalami eskalasi secara terbuka dapat membuat koordinasi &
integrasi kegiatan menjadi terkendala/mengalami kesulitan.
Refrensi :
Elearning.gunadarma.ac.id