Teori
Organisasi Umum 2
Tugas 3
Pada tugas softskill yang pertama, saya dituntut untuk
menjawab pertanyaan sebagai berikut :
I.
Jelaskan
pengertian dan konsep pendapatan
II.
Apa
yang anda ketahui dengan Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
III.
Apa
saja masalah-masalah dan keterbatasan dalam perhitungan PDB
Bab I
PENDAPATAN
Pendapatan
adalah salah satu tujuan didirikannya sebuah usaha dimana menjadi sesuatu yang sangat
penting dalam setiap perusahaan.Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat
penghasilan atau earnings. Dengan memperhatikan jumlah pendapatan, akan diketahui
apakah suatu usaha tersebut mendapatkan untung atau malah rugi.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi pendapatan
menurut beberapa ahli :
- IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas
perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan.
- NISWONGER
Pendapatan
adalah jumlah yang ditagih kepada pelanggan atas barangataupun jasa yang
diberikan kepada mereka.
- ALBERTUS ONG
Pendapatan adalah hasil dari aktivitas bisnis, seperti
pendapatan sewa atau penjualan.
- RUSSEL SWANBURG
Pendapatan adalah pemasukan dari penjualan produk dan
pelayanan.
- KEYNES
Pendapatan adalah determinan primer dari seberapa banyak
orang yang memilih untuk mengkonsumsi .
- WIBOWO & ABUBAKAR A
Pendapatan merupakan kenaikan harta perusahaan yang
disebabkan oleh adanya transaksi dengan pihak ketiga.
- T WAHYUDI DKK
Pendapatan merupakan penjumlahan dari masing-masing efek
pada industry.
- KUSWANDI
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul akibat aktivitas normal perusahaan selama satu periode arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan modal (ekuitas) dan tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
KONSEP PENDAPATAN
Ada 2 konsep tentang pendapatan yaitu sebagai berikut:
1. Konsep Pendapatan yang memusatkan
pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan.
Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai inflow of net asset.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan
perhatian kepada penciptaan barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau
produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai
outflow of good andservices.
Jika
pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus dinyatakan
dengan jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar
terjadi. Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton dinamakan
sebagai produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan arus yaitu
penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan.
Bab II
METODE
PRHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional merupakan total pendapatan faktor produksi, atau total pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor
produksi, yakni tenaga kerja, modal, dan tanah. Untuk lebih memahami apa itu
pendapatan nasional kita akan mempelajari beberapa metode
perhitungan pendapatan nasional yang akan kita
bahas satu persatu di antaranya:
1.
Pendekatan/Metode
Produksi (Produk Domestik Bruto/PDB)
Berdasarkan metode ini pendapatan nasional adalah
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu. Dengan metode ini, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan setiap nilai tambah (value added) proses
produksi di dalam masyarakat (warga negara asing dan penduduk) dari
berbagai lapangan usaha suatu negara dalam kurun waktu satu periode (biasanya
satu tahun).
Komponen-komponen pendapatan nasional yang termasuk dalam penghitungan
dengan metode produksi di antaranya :
·
Pertanian,
peternakan, kehutanan, dan perikanan
·
Pertambangan dan
penggalian
·
Industri pengolahan
·
Listrik, gas, dan
air minum
·
Bangunan
·
Perdagangan, hotel,
dan restoran
·
Pengangkutan dan
komunkasi
·
Bank dan lembaga
keuangan lainnya
·
Sewa rumah
·
Pemerintahan dan
pertahanan
·
Jasa-jasa
Hasil produksi dari setiap lapangan usaha tersebut dijumlahkan
dalam satu
tahun lalu dikalikan
harga satuan masing-masing. Maka rumusnya adalah:
Y=(Q1.P1)+(Q2.Q2)+…(Qn.Pn)
K eterangan:
Y =
Pendapatan nasional (Produk Domestik Bruto)
Q = Jumlah
barang
P = Harga barang
2.
Pendekatan/Metode
Pengeluaran (Produk Nasional Bruto/PNB)
Berdasarkan metode pengeluaran, pendapatan
nasional adalah penjumlahan seluruh pengeluaran
yang dilakukan seluruh pelaku ekonomi (rumah tangga, perusahaan,
pemerintah, masyarakat luar negeri) di dalam suatu negara
selama periode tertentu (satu tahun). Nasional Bruto
(PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah konsep yang mempunyai arti yang
bersamaan dengan GDP, tetapi memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit
berbeda.
Komponen-komponen yang termasuk pendapatan nasional menurut metode
pengeluaran adalah sebagai berikut :
·
Rumah tangga dengan
jenis pengeluaran Konsumsi (Consumption/
C ).
·
Perusahaan dengan
jenis pengeluaran Investasi ( Investment/ I ).
·
Pemerintah dengan
jenis pengeluaran, Pengeluaran Pemerintah ( Government Expenditure/
G ).
·
Masyarakat luar negeri dengan jenis
pengeluaran Ekspor – Impor (Export – Import/ X-M ).
Dengan Y sebagai Produk Nasional Bruto, maka maka didapat
rumus sebagai berikut :
Y = C + I + G +
(X – M)
*) Jika PNB (GNP) tersebut dibagi jumlah penduduk, akan
menghasilkan pendapatan per kapita.
3.
Pendekatan/Metode
Pendapatan (Pendapatan Nasional/PN)
Pendapatan nasional menurut
pendekatan ini adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh pemilik
faktor-faktor produksi (rumah tangga) yang digunakan untuk memproduksikan
barang dan jasa dalam satu tahun tertentu. Lebih jelasnya dapat dilihat komponen-komponen pendapatan nasional menurut
metode pendapatan yaitu berikut :
·
Alam
dengan sewa (rent/ r ) sebagai balas jasa
·
Tenaga kerja dengan
upah/gaji (wage/ w ) sebagai balas jasa
·
Modal dengan bunga
(Interest/ i ) sebagai balas jasa
·
Skill
Kewirausahaan (Entrepreneurship) dengan laba (profit/ p )
Dalam rumus dapat akan tampak sebagai berikut:
Y = r + w + i +
p
*) Hasil penghitungan pendapatan nasional (Y) dengan
metode ini disebut Pendapatan Nasional (PN) atau National Income (NI).
Bab III
Masalah dan
Keterbatasan Produk Domestik Bruto (PDB)
Semua negara di
dunia menghitung PDB untuk kinerja perekonomiannya. Walaupun begitu , data PDB
perlu dilihat secara hati-hati karena ada beberapa hal yang tidak dapat
diakomodasikan sehingga tidak dapat menjadi satu-satunya indikator dalam
menentukan tingkat kesejahteraan suatu negara .
Masalah PDB
Permasalahan
PDB terletak pada pembandingan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu
negara dari tahun ke tahun , akan terjadi bias jika kita salah menggunakan
perhitungan PDB .
Keterbatasan Perhitungan PDB
- Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan
gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara
membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Kelemahan dari pendekatan di atas
adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan.
Faktor utama pemicu gejala di atas
adalah masalah distribusi pendapatan. Walaupun distribusi pendapatan di USA
relatif baik, tetapi belum sempurna
untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi
non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat
buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial dikuasai hanya oleh
sekitar 1% penduduk.
- Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Makin tinggi PDB per kapita,
tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan
dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya
beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik.
Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan
masa depan, kondisinya makin meningkat.
Masalah mendasar dalam perhitungan PDB
adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung
output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan
nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya
ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma
agama/spiritual tidak dihitung..
Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan
bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang)
adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan
Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya
tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
- PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh
perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan:
·
Jumlah dan komposisi penduduk :
Bila jumlah
penduduk makin besar maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
·
Jumlah dan struktur kesempatan kerja :
Jika kesempatan
kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan
jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua
sektor tersebut amat tinggi.
·
Faktor-faktor nonekonomi :
Yang tercakup
dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor
kebudayaan dan sejarah perkembangan.
- Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground
Economi)
Angka statistik PDB Indonesia
yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan
ekonomi formal. Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan
lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih
didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju,
kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan
tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai
transaksinya sangat besar.
Refrensi :
-
Eko, Yuli. 2009. Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA
Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.