BAB I
TULISAN 2 (SOSIAL)
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak
krisis ekonomi pada era pemerintahaan Soeharto, perekonomian Indonesia
memburuk.Hal ini juga berdampak pada kondisi ketenagakerjaan Indonesia yang
ikut memburuk. Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5
persen (menurut Badan Pusat Statistik). Masalah pertumbuhan ekonomi di
Indonesia, sangat erat dengan pengangguran yang jumlahnya semakin lama semakin
banyak.Jika kondisi perekonomian Indonesia baik, maka secara otomatis
penyerapan tenaga kerja juga baik.Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen,
tenaga kerja yang dapat diserap mencapai 400 ribu orang. Jika dalam setahun
terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 3 persen, berarti tenaga kerja yang
terserap hanyalah 1,5juta tenaga kerja, sedangkan penduduk yang membutuhkan dan
mencari pekerjaan mencapai kurang lebih 2,5 juta orang pertahun. Hal ini
menyebabkan jumlah pengangguran di Indonesia akan semakin bertambah dari tahun
ke tahun.
1.2. Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan
pada latar belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
Ø
Apa
pengertian pengangguran
Ø
Macam-
macam penggangguran
Ø
Penyebab
pengangguran di Indonesia
Ø
Keadaan
pengangguran di Indonesia
Ø
Data pengangguran di Indonesia
Ø
Solusi
permasalahan pengangguran di Indonesia
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis membuat
makalah yang berjudul “Pengangguran di Indonesia” adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Teori Organisasi Umum 2.Selain tujuan di atas, penulis juga
bermaksud memberi informasi kepada pembaca mengenai pengertian pengangguran,
penyebab pengangguran yang terjadi di Indonesia, permasalahan pengangguran di
Indonesia, dampak dari pengangguran serta solusi dari masalah pengangguran itu
sendiri.
1.4. Sistematika Penulisan
Makalah masalah pengangguran
di Indonesia ini disusun dengan urutan sebagai berikut:
-
Bab
I Pendahuluan
Pada bagian ini
dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan.
-
Bab
II Pembahasan
Bab
ini berisipembahasan
yang terdiri dari definisi pengangguran, apa masalah pengangguran di Indonesia,
serta penyajian data pengangguran di Indonesia.
-
Bab
III Penutup
Bab terakhir ini
memuat kesimpulan dan solusi terhadap masalah pengangguran di Indonesia.
-
Daftar
Pustaka Pada bagian ini berisi referensi-referensi dari berbagai media yang
penulis gunakan untuk pembuatan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Pengangguran
Definisi pengangguran secara
teknis adalah semua orang dalam jangka waktu tertentu (usia angkatan kerja)
yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri,
kemudian aktif dalam mencari kerja.
Selain definisi secara
teknis, beberapa ahli juga mengemukakan definisi pengangguran menurutnya masing-masing.
Definisi itu diantaranya :
1)
Menurut Sadono Sukirno
Pengangguran
adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin
mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
2)
Menurut Payman J. Simanjuntak
Pengangguran
adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama
sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan
berusaha memperoleh pekerjaan.
3)
Menurut Menakertrans
Pengangguran
adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu
usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan.
2.2. Macam - Macam Pengangguran
Macam-macam
Pengangguran menurut jam kerjanya, dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1) Pengangguran
Terbuka (Open Unemployment)
2)
Setengah Menganggur (Under
Unemployment)
Setengah menganggur
adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena ketiadaan lapangan
kerja atau pekerjaan, atau pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu.
3)
Pengangguran Terselubung (Disguised
Unemployment)
Pengangguran
terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak
memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Selain
macam-macam pengangguran menurut jam kerja, terdapat juga macam-macam
pegangguran menurut Keynes,
antara lain :
1) Pengangguran
yang disengaja (Voluntary Unemployment)
Pengangguran yang disengaja adalah
pengangguran terjadi karena ada pekerjaan yang ditawarkan tetapi orang yang
menganggur tidak mau menerima pekerjaan tersebut dengan upah yang berlaku.
2) Pengangguran
yang tidak disengaja (Involuntary Unemployment)
Pengangguran yang terjadi apabila
seseorang bersedia menerima pekerjaan dengan upah yang berlaku tetapi
pekerjaannya tidak ada.
2.3. Penyebab
Pengangguran di Indonesia
Pengangguran merupakan sebutan untuk orang yang tidak memiliki pekerjaan
sama sekali ataupun bekerja hanya dalam kurun waktu kurang dari dua hari selama
seminggu. Istilah pengangguran juga
dapat diberikan untuk orang yang sedang berusaha mencari pekerjaan.
Masalah pengangguran biasanya terjadi karena jumlah lapangan kerja tidak
sebanding dengan tenaga yang membutuhkan pekerjaan. Masalah pengangguran ini
dapat berdampak pada perekonomian dalam suatu negara. Dari masalah pengangguran
ini pula akan timbul masalah kemiskinan dan masalah sosial lainnya, hal ini
disebabkan karena produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang.
Tingkat pengangguran dapat
dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah lapangan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Tidak adanya pendapatan akan menyebabkan seorang pengangguran harus
mengurangi pengeluaran untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya jika seorang
penganggur ingin membeli sesuatu yang sangat ia inginkan, namun karena
keterbatasan biaya yang ia miliki maka dengan terpaksa ia tidak dapat membelinya. Hal ini akan menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan karena apa yang penganggur
butuhkan tidak dapat ia dapatkan. Selain berdampak untuk dirinya sendiri, pengangguran
yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya.
Selain menimbulkan masalah dalam bidang perekonomian, pengangguran yang
terlalu tinggi juga dapat berdampak pada
bidang politik, keamanan dan sosial.
Semua masalah yang ditimbulkan akan mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi yang dalam jangka panjangnya akan menimbulkan menurunnya GNP dan pendapatan perkapita suatu negara.
Pembangunan di negara berkembang seperti Indonesia, sangat bergantung pada
kualitas sumber daya yang memili keterampilan dan keahlian kerja. Dengan
kualitas dan keahlian ini, para pekerja akan mampu mendapatkan penghasilan yang
ayak untuk membangun keluarganya, sehingga mampu memenuhi segala kebutuhn
hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.
Dalam pembangunan Nasional,
kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada sinkronisasi kebijakan fiskal dan
moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.Untuk
menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakan
kebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan tingkat suku
bunga kecil yang mendukung.
Kebijakan Pemerintah Pusat
dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota harus
merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan
kesempatan kerja.
Gerakan Nasional
Penanggulangan Pengangguran (GNPP), Mengingat 70 persen penganggur didominasi
oleh kaum muda, maka diperlukan penanganan khusus secara terpadu program aksi
penciptaan dan perluasan kesempatan kerja khusus bagi kaum muda oleh semua
pihak.
Berdasarkan kondisi diatas
perlu dilakukan Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) dengan
mengerahkan semua unsurunsur dan potensi di tingkat nasional dan daerah untuk
menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program penanggulangan
Pengangguran.Salah satu tolok ukur kebijakan nasional dan regional haruslah
keberhasilan dalam perluasan kesempatan kerja atau penurunan Pengangguran dan
setengah Pengangguran.
Gerakan tersebut dicanangkan
dalam satu Deklarasi GNPP yang diadakan di Jakarta 29 Juni 2004.Menurut para
deklarator tersebut, bahwa GNPP ini dimaksudkan untuk membangun kepekaan dan
kepedulian seluruh aparat dari pusat ke daerah, serta masyarakat seluruhnya
untuk berupaya mengatasi pengangguran. Dalam deklarasi itu ditegaskan, bahwa
untuk itu, sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi Perluasan
Kesempatan Kerja.
Kesadaran dan dukungan
sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan GNPP tersebut, menunjukan suatu
kepedulian dari segenap komponen bangsa terhadap masalah ketenagakerjaan,
utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari bahwa upaya penciptaan
kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab Depatemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak
pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh
karena itu, dalam penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak, baik
pemerintah maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja
yang seluas-luasnya.
2.4. Keadaan Pengangguran di Indonesia
Pengangguran terjadi
disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih
kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai
dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi
para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya
pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang
menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang
kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses
ekspor impor, dll.
Masalah ketenagakerjaan
menjadi semakin pelik karena setiap tahun upah buruh diwajibkan naik.Padahal
penentuan upah buruh tidak dikaitkan secara langsung dengan produktivitas
tenaga kerja. Dalam batas tertentu, hal itu akan menyebabkan biaya produksi
meningkat dan pada gilirannya akan mempengaruhi daya saing. Jika persoalan ini
tidak diselesaikan, konflik antara pengusaha dan tenaga kerja akan tetap
berlanjut.
2.5. Penanggulangan Pengangguran
di Indonesia
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia
sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan
jumlah penganggur dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif
rendah dan kurang merata.Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang
tinggi merupakan pemborosan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada,
menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong
peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan
dalam jangka panjang.
Kondisi pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal; dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
2.6. Data Pengangguran di Indonesia
1)
Angka Pengangguran Terbuka di
Indonesia
Salah satu jenis
pengangguran yang bisa diukur dengan data Sakernas adalah pengangguran terbuka
dan setengah pengangguran.Pengangguran terbuka artinya orang yang tidak bekerja
dan sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan usaha, sudah punya pekerjaan
tapi belum dimulai, dan orang yang merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan.
2)
Angka Pengangguran Menurut
Umur
Pengangguran di
Indonesia sudah mencapai 11 juta (usia 15 tahun keatas) dan 8,5 juta-nya
penduduk usia 15-29 tahun. Pengangguran terbuka banyak terjadi di usia remaja
15 sampai 29 tahun (23%). Di usia tersebut banyak sekali lulusan sekolah yang
ingin mendapatkan pekerjaan, dari yang baru lulus SMP, SMU maupun perguruan
tinggi termasuk yang tidak sekolah. Sedangkan untuk usia 30-49 tahun, jumlah
penganggurannya tidak terlalu tinggi (hanya 4%).
Kita semua sudah
tahu bahwa sebagian besar pekerjaan tersedia lebih banyak di perkotaan,
sekaligus pekerjaan di perkotaan menjajikan lebih banyak pendapatan. Inilah
yang menyebabkan pencari kerja berbondong- bondong ke perkotaan yang berakibat
angka pengangguran terbuka di kota lebih besar (13,3%) dibandingkan pedesaan
(8,4%).
Selain itu yang
menarik lagi perempuan penganggur usia 15 tahun lebih di pedesaan hampir sama
dengan penganggur laki-laki di kota. Ini yang mungkin patut dicermati oleh
pemerintah yang ingin mengurangi pengangguran.Penciptaan lapangan pekerjaan
tidak hanya dilakukan di perkotaan, pedesaan-pun butuh kegiatan-kegiatan yang
mendatangkan pendapatan.Terutama lapangan pekerjaan yang bisa memperdayakan
perempuan yang ingin bekerja dan penghapusan deskriminasi gender di bidang
pekerjaan.
Dari data
sejumlah negara dapat dilhat posisi Indonesia pada peringkat ke 133, kita kalah
jauh dari Singapura, Thailand, Malaysia, Brunei Darusalam bahkan Myanmar.
Sungguh mengherankan negara dengan sumber daya alam yang banyak dan dapat
dikatakan kaya memiliki tingkat angka pengangguran yang tinggi, sungguh sulit
dipercaya.Dengan ini kita hanya dapat berharap pemerintah dapat bertindak untuk
menyelesaikan masalah keterpurukan perkembangan ekonomi di Indonesia dan
tentunya dengan usaha dari diri kita masing- masing.
Untuk mengetahui perbandingan data pengangguran di Indonesia, di bawah ini
terdapat data pengangguran dari beberapa
tahun terakhir :
Data Tahun 2012 (7 Mei 2012)
Ø Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 120,4 juta
orang.
Ø Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 112,8
juta orang.
Ø Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2012 mencapai
6,32 persen.
Ø Selama setahun terakhir (Februari 2011 - Februari2012), jumlah penduduk
yang bekerja mengalami kenaikan, terutama di Sektor Perdagangan serta Sektor
Keuangan. Sedangkan sektoryang mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian dan
Sektor Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi.
Ø Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2012, sebesar 77,2 juta orang
(68,48 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan pekerja dengan
jumlah jam kerja kurang dari 15 per minggu mencapai 6,9 juta orang (6,08
persen).
Ø Pada Februari 2012, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap
mendominasi yaitu sebesar 55,5 juta orang (49,21 persen), sedangkan pekerja
dengan pendidikan diploma sekitar 3,1 juta orang (2,77 persen) dan pekerja
dengan pendidikan universitas hanya sebesar 7,2 juta orang (6,43 persen).
Data Tahun 2011 (7 November 2011)
Ø Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2011 mencapai 117,4 juta
orang.
Ø Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2011 mencapai 109,7
juta orang
Ø Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2011 mencapai
6,56 persen.
Ø Selama enam bulan terakhir (Februari 2011―Agustus 2011), jumlah penduduk
yang bekerja mengalami kenaikan terutama di Sektor Industri dan Sektor
Konstruksi. Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor
Pertanian dan Sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi, dan Sektor Jasa
Kemasyarakatan.
Ø Berdasarkan jumlah jam kerja pada Agustus 2011, sebesar 75,1 juta orang
(68,46 persen) bekerja diatas 35 jam perminggu, sedangkan pekerja dengan jumlah
jam kerja kurang dari 8 jam hanya sekitar 1,4 juta orang (1,31 persen).
Ø Pada Agustus 2011, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap
mendominasi yaitu sekitar 54,2 juta orang (49,40 persen), sedangkan pekerja
dengan pendidikan Diploma sekitar 3,2 juta orang (2,89 persen) dan pekerja
dengan pendidikan Sarjana hanya sebesar 5,6 juta orang (5,15 persen).
Data Tahun 2010(1 Desember 2010)
Ø Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2010 mencapai 116,5 juta
orang.
Ø Jumlah penduduk yang bekerja di
Indonesia pada Agustus 2010 mencapai 108,2 juta orang.
Ø Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2010 mencapai
7,14 persen.
Ø Setahun terakhir (Agustus 2009 - Agustus 2010), hampir semua sektor
mengalami kenaikan jumlah pekerja, kecuali Sektor Pertanian dan Sektor
Transportasi, Pergudangan dan Komunikas. Sektor Pertanian, Perdagangan, Jasa
Kemasyarakatan dan Sektor Industri secara berurutan menjadi penyumbang terbesar
penyerapan tenaga kerja pada bulan Agustus 2010.
Ø Pada Agustus 2010, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan
sebesar 32,5 juta orang (30,05 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap
sebesar 21,7 juta orang (20,04 persen) dan berusaha sendiri sejumlah 21,0 juta
orang (19,44 persen).
Ø Berdasarkan jumlah jam kerja pada Agustus 2010, sebesar 74,9 juta orang
(69,25 persen) bekerja diatas 35 jam per minggu, sedangkan pekerja dengan
jumlah jam kerja kurang dari 8 jam hanya sekitar 1,2 juta orang (1,11 persen).
Ø Pada Agustus 2010, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap
mendominasi yaitu sekitar 54,5 juta orang (50,38 persen), sedangkan pekerja
dengan pendidikan Diploma sekitar 3,0 juta orang (2,79 persen) dan pekerja
dengan pendidikan Sarjana hanya sebesar 5,2 juta orang (4,85 persen).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Masalah pengangguran di Indonesia yang buruk sangatlah memprihatinkan,
hampir di setiap daerah di Indonesia terdapat pengangguran yang jumlahnya
tidaklah sedikit. Salah satu penyeban pengangguran di Indonesia antara lain masalah dari sumber
daya manusianya/ tenaga kerjanya (dilihat dari keterampilan dan keahlian yang
kurang baik) derta dari kurangnya
lapanan pekerjaan. Masalah yang berasal dari sumber daya manusia bukan hanya
masalah keahlian dan keterampilan, melainkan masalah minat sumber daya yang
masih kurang untuk aktif mencari pekerjaan.
Negara Indonesia menempati urutan ke-113 dalam hal tinggat pengangguran di
dunia. Tingkatan ini sudah cukup
menandakan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia terbilang banyak, karena
peringkat ini memiliki landasan bahwa semakin rendah peringkatnya maka semakin
banyak pengangguran yang terdapat di negara tersebut.
Pemerintah sudah berusaha untuk mengatasi pengangguran dengan membuat
program untuk menampung para pengangguran. Selain itu, pemerintah juga
telah membuat suatu program bantuan yang
juga didukung dari segi finansial dari bank-bank yang ada di Indonesia untuk memberikan bantuan materi
kepada masyarakat yang mungkin membutuhkan biaya untuk membuka usaha. Hal ini
tentu saja dapat mengurangi jumlah pengangguran, karena mereka akan bekerja dan
memulai usaha sendiri yang sesuai dengan keterampilan dan keahlian mereka.
Selain dari pemerintah, kita sebagai masyarakat pada umumnya dan penganggur
pada khususnya juga harus menyadari bahwa untuk mendapat pekerjaan tidaklah
mudah. Untuk itu diperlukan minat untuk menjadi lebih baik lagi dengan
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya agar tidak selamanya menjadi
pengangguran dan menjadi beban
pemerintah dan juga negara.
3.2. Solusi Masalah Pengangguran di Indonesia
Terdapat beberapa solusi yang dapat memungkinkan untuk mengatasi masalah
pengangguran, diantaranya yaitu :
1) Pengembangan
wawasan penganggur
Sumber daya yang dimiliki Indonesia sebenarnya memiliki
potensi yang cukup kuat untuk menjadi sumber daya yang layak. Namun terkadang
mereka tidak menyadari potendi apa yang mereka miliki sehingga tidak dapat
mengembangkannya secara optimal. Untuk itu diperlukan wawasan yang luas untuk
mengembangkan potensinyal.
Dengan demikian, diharapkan setiap pribadi sanggup mengaktualisasikan potensi
terbaiknya dan dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik, bernilai dan
berkualitas bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas.
2) Segera
melakukan pengembangan kawasan-kawasan
Khususnya
yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas
transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para
penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan.
3) Segera
membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Hal itu
dapat dilakukan serentak dengan pendirian Badan Jaminan Sosial Nasional dengan
embrio mengubah PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) menjadi Badan
Jaminan Sosial Nasional yang terdiri dari berbagai devisi menurut sasarannya.
Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan tercatat
dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci, keberadaaan
lembaga itu dapat disusun dengan baik.
4) Segera
menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak jenis perizinan yang
menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara perorangan maupun berkelompok.
Itu semua perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang
pertumbuhan investasi untuk menciptakan lapangan kerja baru.
5) Mengaitkan
secara erat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah di wilayah perkotaan
lainnya, seperti sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat.
Sampah, misalnya, terdiri dari bahan organik yang dapat dijadikan kompos dan bahan
non-organik yang dapat didaur ulang.
6) Mengembangkan
suatu lembaga antarkerja secara profesional. Lembaga itu dapat disebutkan
sebagai job center dan dibangun dan dikembangkan secara profesional sehingga
dapat membimbing dan menyalurkan para pencari kerja. Pengembangan lembaga itu
mencakup, antara lain sumber daya manusianya (brainware), perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), manajemen dan keuangan. Lembaga itu
dapat di bawah lembaga jaminan sosial penganggur atau bekerja sama tergantung
kondisinya.
7) Segera harus
disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem
pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan. Karena itu,
Sisdiknas perlu reorientasi supaya dapat mencapai tujuan pendidikan secara
optimal.
8) Upayakan
untuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan pemutusan hubungan
kerja (PHK). PHI dewasa ini sangat banyak berperan terhadap penutupan
perusahaan, penurunan produktivitas, penurunan permintaan produksi industri
tertentu dan seterusnya. Akibatnya, bukan hanya tidak mampu menciptakan
lapangan kerja baru, justru sebaliknya bermuara pada PHK yang berarti menambah
jumlah penganggur.
9) Segera
mengembangkan potensi kelautan kita. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan
pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim. Potensi kelautan
Indonesia perlu dikelola lebih baik supaya dapat menciptakan lapangan kerja
yang produktif dan remuneratif.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.andisite.com, 2007
http://www.datastatistik-indonesia.com,
2007
http://www.dephan.go.id, 2007
http://www.google.co.id, 2007
http://id.wikipedia.co.id,
2007
http://www.instruments.worldpress.com,
2007
http://www.suarapembaruan.com,
2007
http://www.tempointeraktif.com,
2007 Masalah Pengangguran di Indonesia
http://www.bps.go.id/aboutus.php?search=1
Kelas : 2KA24
Anggota Kelompok :
HOLISA MADAH IRMA DANI (13110327)
NURUL HUMAIRA (15110216)
RESHA PUTRI IRNIA (15110763)
SEPTI
ARNITA (16110450)
SYIFAH PAUJIAH (16110806)